IDEA, ORIGINALITY, PLAGIARISM & ON TIME
Hii...,have a nice weekend..
By the way..,sebenarnya menulis adalah latihan terus menerus..seperti kehidupan kita ini.. harus terus menerus diasah/dilatih untuk mendapatkan hasil/capaian yang lebih baik sesuai cita-cita/tujuan..
Semenjak SD saya telah diajari dan dilatih menulis halus serta menulis sebuah cerita/karangan bebas. Kepala sekolah waktu itu seorang ibu keturunan Belanda atau warga Belanda ya? (agak lupa.., maaf) Beliau sudah sepuh dan berusia sekitar di atas 70 tahun atau malah di atas 80 tahun.....
Beliau sangat tegas dan berusaha mendidik kami dengan cara yang baik dan penuh disiplin.
Sejak kecil bahkan SD saya terbiasa tidak suka menunda PR, tidak suka terlambat sekolah atau paling banter nge pas tiba di sekolah. Tidak ketinggalan membawa buku pelajaran yang harus dibawa ke sekolah, sehingga pada malam hari sebelum berangkat sekolah, saya selalu menyiapkan buku-buku pelajaran yang akan saya bawa untuk keesokan harinya. Setelah semua siap, saya baru berangkat tidur. Itupun terkadang saya masih mengerjakan beberapa hal terkait hobi saya waktu itu yaitu seperti menggambar, membuat-buat sesuatu kreasi seni/handmade. Masalah absensi, saya jarang tidak masuk.
Semasa SMP dan SMA juga selalu diajarkan disiplin dan on time.. oleh karena itu studi-studi saya dari SD,SMP,SMA hingga S3 saya usahakan ON TIME ...berangkat dan pulang sekolah hanya dengan 1 tujuan yaitu sekolah/studi.
Didikan/kebiasaan yang penuh dengan disiplin, tidak suka mengulur-ulur waktu/menunda-nunda sebenarnya sangat menunjang keberhasilan seseorang.
Kebiasaan menunda-nunda dari pemberi pelayanan akan merugikan siapa?
1. Orang lain yang berhak mendapat proses pelayanan cepat dan tanggap.
2. Rumah tempat orang tersebut bernaung akan mendapat dampak imbas missal kurang popular atau image yang buruk.
Kebiasaan mengulur-ulur waktu/menyelesaikan tanggung jawab secara sepihak adalah salah satu bentuk hambatan terhadap perkembangan jaman, ilmu dan tehnologi itu sendiri yang seharusnya dapat dilakukan dengan baik, tepat dan cepat. Namun kadang ada yang kurang paham dengan hal tersebut atau tidak terbiasa dengan ON TIME sehingga secara tidak langsung menanamkan kebiasaan mengulur2 waktu dengan berbagai tujuan. Buruknya menunda-nunda /menyelesaikan tugas dari pihak pemberi pelayanan sudah mengakar/mendarah daging dengan berbagai alasan/tujuan. Masalah yang mungkin tampak sepele ini akan berakibat meningkatnya pemborosan waktu, tenaga/pikiran terlebih lagi uang.
Parahnya, kredibilitas seseorang akan terkena imbas dari si pemberi pelayanan yang buruk terhadap kita. Dengan kata lain, terkadang kebiasaan buruk orang lain apalagi orang-orang yang kita anut terkadang membawa dampak ikutan bagi diri kita. Sehingga bijaklah kiranya bila kita mendengar nasehat : bila ingin maju bertemanlah hanya dengan orang yang ingin maju. Bila ingin disiplin, berinteraksilah dengan orang-orang yang disiplin. Bila ingin sukses, bertemanlah dengan orang sukses. Paham ya maksudnya? Mudahnya begini : bila kamu minum kopi, maka akan bau kopi. Bila kamu makan durian, maka akan bau durian. Bila kamu makan petai, maka kamu akan bau petai, bahkan hingga urine pun akan bau petai. Mohon maaf.. besar kan imbasnya?
Bila belum paham, ada contoh yaitu rekan kita. Bagaimana sih? Dia kini mungkin dianggap pemalas/lamban dalam menyelesaikan studi. Mengapa bisa dianggap demikian ? Ya karena terbukti masa studinya lama.Siapa yang menyebabkan terjadinya image tersebut pada dirinya? Ya pemberi pelayanan yang lamban dalam melaksanakan tugas. Apa bukan mungkin dia sendiri yang memang ingin lama menyelesaikan studi? Buktinya apa bila dia bukan penyebab lama studinya sendiri? Masa tunggu untuk mendapatkan pelayanan hingga berbulan-bulan tanpa kejelasan, hanya disuruh menunggu tanpa kepastian. Lalu..,apa bukti kelambanan dari si pemberi pelayanan? Buktinya adalah si pemberi pelayanan selalu menolak masih sibuk/ tidak bisa memberi jawaban pasti/mengulur2 waktu dengan berbagai alasan yang masuk akal (contoh sibuk kegiatan lain) maupun yang tidak masuk akal ( belum waktunya melayani)
Apa alasan implisit lain yang mungkin terkait dalam menunda2 waktu dalam memberi pelayanan? Ya, yang paling sering adalah kurangnya kompetensi/keahlian/penguasaan pemahaman dalam bidang yang dihadapi oleh si pemberi pelayanan. Akibatnya waktu yang tertunda hanya karena kurangnya penguasaan untuk memberi pelayanan dengan optimal.
Apa hal penundaan tersebut merugikan pihak lain? Ya jelas dong..merugikan.
Seperti apa sih kerugiannya, parah ya? Iya lah. Kredibilitas turun, image orang tersebut kurang baik. Pemborosan biaya yang harus ditanggung secara pribadi. Pemborosan waktu/tenaga dan pikiran sehingga kejenuhan rekan/si penerima layanan meningkat dan tidak optimalnya perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan yang sedang ditekuni rekan tersebut akibat kebiasaan menunda dari pemberi pelayanan/orang yang dianut.
Apa hal terburuk dari penundaan tersebut ? Hal terburuk/ terparah adalah kemungkinan dapat terjadi plagiarisme dari karya yang dimiliki rekan tersebut atau ide rekan tersebut dicatut kemudian ditampilkan dalam bentuk lain.
Kenapa ada kemungkinan terjadi risiko tersebut? mengapa? Ya bisa karena karyanya tidak segera disahkan sebagai karya original dirinya..namun karyanya telah lama dihasilkan dan dibaca oleh orang lain selama beberapa bulan/ beberapa tahun..
Jadi karya tersebut telah dibaca oleh si pemberi pelayanan yang selalu menunda-nunda/sulit memberi pelayanan..dan orang2 lain yang mungkin ikut terlibat membaca tanpa sepengetahuan rekan tersebut.
Jadi karya tersebut telah dibaca oleh si pemberi pelayanan yang selalu menunda-nunda/sulit memberi pelayanan..dan orang2 lain yang mungkin ikut terlibat membaca tanpa sepengetahuan rekan tersebut.
Wah..wah..,kasihan juga ya..
Itulah makanya kebiasaan buruk menunda-nunda pelayanan terutama dalam hal studi seperti ini perlu ditindak tegas agar yang berhak mendapat pelayanan tidak mengalami kerugian fisik maupun mental. KARENA yang TAHU BUKTI/KEBENARAN terjadinya hal itu ya CUMA si Pemberi Pelayanan dan yang BERHAK MENDAPAT LAYANAN... (paham ya.., ingat makan pete..,ya bau pete..;makan durian ya bau durian..)
Mengapa ya banyak orang-orang tua/dewasa yang seperti itu? Mungkin kebiasaan mereka semasa kecil dahulu yang tidak terbiasa dengan hal-hal baik dalam mempermudah urusan lain atau mungkin ada tujuan lain? Silakan direnungkan sendiri lho ya...
Mungkin lupa bisa juga ya? atau kebiasaan buruk ? Iya, lupa untuk bertindak on time bagi kemajuan jaman. Juga kebiasaan buruk yang dibiarkan sehingga merajalela disertai pembenaran.
Mengapa sulit memotong mata rantai kebiasaan buruk dari para anutan? Ya karena sudah mendarah daging atau terbentur pada ketakutan tanpa dasar.
Bila memang lupa, mari dingat, belajar adalah suatu proses yang terus menerus dan memerlukan konsistensi berpikir serta tahapan-tahapan yang tidak bisa dihentikan hanya karena MENUNGGU tanpa kepastian atas kepentingan sepihak yang tentu akan merugikan waktu/tenaga/pikiran, pemborosan uang yang akan diderita pihak yang berhak mendapat layanan. Kontinuitas berpikir membutuhkan berbagai dukungan pelayanan yang total dari si pemberi pelayanan. Hal itu akan sangat dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan seseorang. Hambatan terhadap satu sisi, akan berimbas terhambatnya kemajuan ilmu pengetahuan yang dihasilkan seseorang. Hal ini menjadi lingkaran buruk yang tidak pernah habis serta memerlukan rantai panjang dalam memotong siklus ini akibat telah menjadi kebiasaan yang mendarah daging. Efek buruk lain adalah hakikat dari studi yang seperti ini menjadi kurang bermakna. Mengapa demikian? karena si penerima pelayanan hanya mengalami masa tunggu yang lama dalam menerima pelayanan yang sesungguhnya, bukan studi yang sesungguhnya.
Studi yang sebenarnya menggunakan kontinuitas berpikir. Namun pada pemberi pelayanan yang suka menunda-nunda berbulan-bulan atau bertahun-tahun, maka si penerima layanan akan mengalami kejenuhan karena kurang kontinuitas berpikir dalam menghasilkan ilmu itu sendiri. Kalaupun ada kontinuitas berpikir namun kontinuitas berpikir yang mayoritas dilakukan oleh si penerima layanan dan kurang melibatkan si pemberi layanan karena kurang harmonisnya hubungan antara yang melayani dan yang dilayani. Selain merasa andil telah memberi layanan yang baik juga hanya menyalahkan tanpa tahu mana yang benar dan mana yang salah karena kurang menguasai masalah/materi yang dihadapi. Bila komunitas mengatakan salah, ya ikut menyalahkan, dan sebaliknya bila komunitas mengatakan benar, ya ikut membenarkan. Karena sebagian sama-sama kurang paham, tanpa mampu mempertahankan bagaimana yang seharusnya karena kurangnya penguasaan terhadap masalah yang dihadapi. Akibatnya, si penerima layanan selain mengalami penundaan tanpa dasar masuk akal, juga terombang ambing akibat keplin-planan si pemberi layanan yang kurang menguasai masalah/materi tersebut.
Pada hakekatnya, sebenarnya si penerima layanan lebih memahami masalah yang dihadapi daripada si pemberi layanan, namun namanya si penerima layanan...yaa harus menerima apapun tanpa mampu memberikan perlawanan yang utuh dan kuat. Sekuat apapun tetap di pihak yang "hanya" harus menerima dan kurang "berhak" memberi penjelasan APAPUN. Hal seperti ini akan berakibat KURANG BERKEMBANGNYA ILMU secara matang dan mandiri melalui kebenaran yang natural, akibat dipaksakan oleh ketidakpahaman/kurangnya penguasaan masalah yang dihadapi oleh si pemberi layanan. Sementara si penerima layanan TIDAK BERKUTIK dan akhirnya hanya pasrah dan berdoa saja sambil bertindak seadanya. Akibatnya ILMU yang dihasilkan KURANG MANDIRI dan KURANG MATANG karena adanya pemaksaan yang diakibatkan kurang pemahaman/kurang penguasaan materi/masalah yang dihadapi oleh si pemberi layanan. Aku kok jadi mbulet.. ikut bingung nih, karena sebenarnya kamu yang nggak mudheng kan..? tapi nyalahin aku aja...Hayooo...Biasa sih yang namanya defense mechanism atau mekanisme pertahanan diri..contohnya ya begini..: sebenarnya nggak tahu tapi perwujudannya menjadi merasa tahu dan lalu menyalahkan..sebagai rasa pertahanan ego diri karena merasa lebih berkuasa/lebih memiliki segalanya daripada si penerima layanan yang hanya kaum lemah.
Kalau saya sih, kalau nggak mudheng ya tanya, kalau nggak mudheng lagi.., yaudah belajar sendiri..,atau mencari yang paham tapi nggak nyalahkan..cuma ngingetin ..,kalau toh akhirnya dia memang salah..,ya gpp toh ilmu selalu berkembang, ilmu alam bukan hal yang pasti kan..yang penting JUJUR! alami, naturalism...
Paham nggak? hehehe..mumet yaa...., mohon maaf yaa..
Biasanya orang yang dibikin mumet akan kembali membikin mumet orang-orang yang telah membikin dirinya mumet. Hukum karma. Astaghfirullah. Akhirnya semua ikut mumet tanpa ada penyelesaian. Namun ingat masih ada Allah yang akan bantu diri kita.. dalam menyelsaikan masalah. Oya, bila kamu merasa mumet, makanya jangan suka bikin mumet orang lain ya..., sadar dirilah kadang suka bikin mumet orang lain...terkesan plin plan..,hari ini bilang oke/ yes, besuk bilang nggak/ no, bahkan kemudian malah merasa lebih tahu...
Banyak lho yang kayak gitu.., waduh.. dunia ini tidak cuma selebar daun kelor..., luaaaaasss banget... Yah, kalau kamu sekedar meluruskan sih nggak apa-apa..
Saya pernah lhoo...punya pengalaman, beberapa tahun yang silam, saya mengirim ucapan mohon maaf tapi dengan bahasa yang tidak jaim seperti kebanyakan orang, contoh bahasa jaim balasan sms : Ya. titik atau...bahasa lain.titik. Tapi saya pakai bahasa saya sendiri dan alami, natural. Kemudian beliau membalas sms saya dengan kata-kata yang menakjubkan begini intinya : Saya juga mohon maaf ya, karena sebagai yang tua saya justru lebih banyak salah..
Nah.., lho..takjubkan? Satu2nya sms balasan yang tidak pernah saya dapatkan selama ini dari beliau yang sudah sepuh dan saya hormati tersebut. Beliau sebenarnya nggak punya salah pada saya, tapi bisa berkata seperti itu dalam pesan smsnya. Semoga sehat selalu ya bapak..Aamiin YRA
Jadi, sebagai manusia biasa dan bukan malaekat, hiduplah kamu dengan apa adanya, naturalism..,saling mengingatkan dan tidak menyalahkan agar ILMU LEBIH BERKEMBANG apa adanya. Jangan dipaksakan..yang lalu biarlah berlalu.., yang datang ya selamat datang....
Paham nggak? Kok nggak paham teruss siih..., bosan aku jadinya padamu..(hehe nggak sih, cuma jenuh aja..)..,kamu nggak paham-paham apa-apa..tapi kok nyalahkan aku ajaa..hehehe..gimana itu? Kalau nggak paham, jangan nyalahkan..
Tanya doong..agar paham..jangan malah merasa lebih tahu bahkan menyalahkan...,capek niih.., jadi bingung maumu begini tapi ntar disalahkan lagi, besuknya lagi justru bilang bahwa harusnya begitu..
Lho gimana siiih? kemarin kan udah gitu tapi kok disalahkan, katanya begini yang benar.., malah balik lagi...
Astaghfirullah, tolong jangan begitu yaa...., itu menandakan panjenengan sebenarnya kurang paham bahkan tidak paham masalah atau materi yang panjenengan hadapi. Hal tersebut justru menunjukkan kelemahan panjenengan. Saya banyak menghadapi contoh2 kondisi seperti ini baik dari rekan yang masih muda, imut2 bahkan dari yang sudah tidak imut2 lagi (mohon maaf..)..Tapi waktu itu saya tetap membela pada orang yang telah saya layani dan saya mengingatkan pada si pemberi layanan bahwa intinya jangan plin-plan..dalam memberi pelayanan..karena pelayanan yang baik adalah yang tepat tindakan, baik niatnya dan jelas kemauannya/arah tujuan.
Studi yang sebenarnya menggunakan kontinuitas berpikir. Namun pada pemberi pelayanan yang suka menunda-nunda berbulan-bulan atau bertahun-tahun, maka si penerima layanan akan mengalami kejenuhan karena kurang kontinuitas berpikir dalam menghasilkan ilmu itu sendiri. Kalaupun ada kontinuitas berpikir namun kontinuitas berpikir yang mayoritas dilakukan oleh si penerima layanan dan kurang melibatkan si pemberi layanan karena kurang harmonisnya hubungan antara yang melayani dan yang dilayani. Selain merasa andil telah memberi layanan yang baik juga hanya menyalahkan tanpa tahu mana yang benar dan mana yang salah karena kurang menguasai masalah/materi yang dihadapi. Bila komunitas mengatakan salah, ya ikut menyalahkan, dan sebaliknya bila komunitas mengatakan benar, ya ikut membenarkan. Karena sebagian sama-sama kurang paham, tanpa mampu mempertahankan bagaimana yang seharusnya karena kurangnya penguasaan terhadap masalah yang dihadapi. Akibatnya, si penerima layanan selain mengalami penundaan tanpa dasar masuk akal, juga terombang ambing akibat keplin-planan si pemberi layanan yang kurang menguasai masalah/materi tersebut.
Pada hakekatnya, sebenarnya si penerima layanan lebih memahami masalah yang dihadapi daripada si pemberi layanan, namun namanya si penerima layanan...yaa harus menerima apapun tanpa mampu memberikan perlawanan yang utuh dan kuat. Sekuat apapun tetap di pihak yang "hanya" harus menerima dan kurang "berhak" memberi penjelasan APAPUN. Hal seperti ini akan berakibat KURANG BERKEMBANGNYA ILMU secara matang dan mandiri melalui kebenaran yang natural, akibat dipaksakan oleh ketidakpahaman/kurangnya penguasaan masalah yang dihadapi oleh si pemberi layanan. Sementara si penerima layanan TIDAK BERKUTIK dan akhirnya hanya pasrah dan berdoa saja sambil bertindak seadanya. Akibatnya ILMU yang dihasilkan KURANG MANDIRI dan KURANG MATANG karena adanya pemaksaan yang diakibatkan kurang pemahaman/kurang penguasaan materi/masalah yang dihadapi oleh si pemberi layanan. Aku kok jadi mbulet.. ikut bingung nih, karena sebenarnya kamu yang nggak mudheng kan..? tapi nyalahin aku aja...Hayooo...Biasa sih yang namanya defense mechanism atau mekanisme pertahanan diri..contohnya ya begini..: sebenarnya nggak tahu tapi perwujudannya menjadi merasa tahu dan lalu menyalahkan..sebagai rasa pertahanan ego diri karena merasa lebih berkuasa/lebih memiliki segalanya daripada si penerima layanan yang hanya kaum lemah.
Kalau saya sih, kalau nggak mudheng ya tanya, kalau nggak mudheng lagi.., yaudah belajar sendiri..,atau mencari yang paham tapi nggak nyalahkan..cuma ngingetin ..,kalau toh akhirnya dia memang salah..,ya gpp toh ilmu selalu berkembang, ilmu alam bukan hal yang pasti kan..yang penting JUJUR! alami, naturalism...
Paham nggak? hehehe..mumet yaa...., mohon maaf yaa..
Biasanya orang yang dibikin mumet akan kembali membikin mumet orang-orang yang telah membikin dirinya mumet. Hukum karma. Astaghfirullah. Akhirnya semua ikut mumet tanpa ada penyelesaian. Namun ingat masih ada Allah yang akan bantu diri kita.. dalam menyelsaikan masalah. Oya, bila kamu merasa mumet, makanya jangan suka bikin mumet orang lain ya..., sadar dirilah kadang suka bikin mumet orang lain...terkesan plin plan..,hari ini bilang oke/ yes, besuk bilang nggak/ no, bahkan kemudian malah merasa lebih tahu...
Banyak lho yang kayak gitu.., waduh.. dunia ini tidak cuma selebar daun kelor..., luaaaaasss banget... Yah, kalau kamu sekedar meluruskan sih nggak apa-apa..
Saya pernah lhoo...punya pengalaman, beberapa tahun yang silam, saya mengirim ucapan mohon maaf tapi dengan bahasa yang tidak jaim seperti kebanyakan orang, contoh bahasa jaim balasan sms : Ya. titik atau...bahasa lain.titik. Tapi saya pakai bahasa saya sendiri dan alami, natural. Kemudian beliau membalas sms saya dengan kata-kata yang menakjubkan begini intinya : Saya juga mohon maaf ya, karena sebagai yang tua saya justru lebih banyak salah..
Nah.., lho..takjubkan? Satu2nya sms balasan yang tidak pernah saya dapatkan selama ini dari beliau yang sudah sepuh dan saya hormati tersebut. Beliau sebenarnya nggak punya salah pada saya, tapi bisa berkata seperti itu dalam pesan smsnya. Semoga sehat selalu ya bapak..Aamiin YRA
Jadi, sebagai manusia biasa dan bukan malaekat, hiduplah kamu dengan apa adanya, naturalism..,saling mengingatkan dan tidak menyalahkan agar ILMU LEBIH BERKEMBANG apa adanya. Jangan dipaksakan..yang lalu biarlah berlalu.., yang datang ya selamat datang....
Paham nggak? Kok nggak paham teruss siih..., bosan aku jadinya padamu..(hehe nggak sih, cuma jenuh aja..)..,kamu nggak paham-paham apa-apa..tapi kok nyalahkan aku ajaa..hehehe..gimana itu? Kalau nggak paham, jangan nyalahkan..
Tanya doong..agar paham..jangan malah merasa lebih tahu bahkan menyalahkan...,capek niih.., jadi bingung maumu begini tapi ntar disalahkan lagi, besuknya lagi justru bilang bahwa harusnya begitu..
Lho gimana siiih? kemarin kan udah gitu tapi kok disalahkan, katanya begini yang benar.., malah balik lagi...
Astaghfirullah, tolong jangan begitu yaa...., itu menandakan panjenengan sebenarnya kurang paham bahkan tidak paham masalah atau materi yang panjenengan hadapi. Hal tersebut justru menunjukkan kelemahan panjenengan. Saya banyak menghadapi contoh2 kondisi seperti ini baik dari rekan yang masih muda, imut2 bahkan dari yang sudah tidak imut2 lagi (mohon maaf..)..Tapi waktu itu saya tetap membela pada orang yang telah saya layani dan saya mengingatkan pada si pemberi layanan bahwa intinya jangan plin-plan..dalam memberi pelayanan..karena pelayanan yang baik adalah yang tepat tindakan, baik niatnya dan jelas kemauannya/arah tujuan.
Maaf ya.., sedikit ngelantur karena kadang ada latihan percakapan untuk drama komedi..agar tetap fresh dan fit dalam beraktivitas.Baiklah, kembali ke topik sebelumnya.., maaf sedikit melenceng karena hal tersebut di atas juga terkait keberhasilan seseorang dalam menulis..Paham nggak maksudnya? Ada nggak kaitannya? Nggak paham ya nggak apa-apa, jangan dipikir ya, ntar cepet tua.., dan ini berikutnya yang penting..
It's very important..
It's very important..
Nah, sedikit tips sederhana untuk menulis :
- Ada ide, catat.
- Kembangkan ide jadi beberapa pokok pikiran utama.
- Tiap pokok pikiran utama, jadikan paragraph.
- Dalam tiap paragraph, kembangkan menjadi kalimat utama dan kalimat tambahan.
- Judul bisa di awal atau akhir, bisa disesuaikan setelah semua jadi. Yang penting menarik dan tidak terlalu panjang.
- Khusus untuk artikel di jurnal, tulis abstrak, lalu kembangkan sesuai format yang diminta journal tersebut.
Sebagai manusia biasa, perlu selalu mengingat bahwa kita memiliki keterbatasan dalam berpikir, bertindak dan mengolah diri, rasa serta karsa dan selalu berusaha belajar terus menerus sepanjang hayat. Sombong dan merasa lebih hebat, mudah menyalahkan karya orang lain adalah salah satu bentuk ketiadaan penghargaan terhadap karya orang tersebut, demikian pula apalagi bila ditambah pencatutan ide terhadap karya orang tersebut. Sehingga bila menemukan tulisan saya jauh dari sempurna, mohon maaf ...dan mohon diingat bahwa kesempurnaan bukan milik saya. Satu-satunya pemilik kesempurnaan hanyalah Allah..Ingat ya..percayalah hanya pada Allah.
Mohon maaf bila ada kata-kata yang berkenan. Semoga barokah dan bermanfaat. Aamiin YRA
Terima kasih atas perhatiannya.
Barokalloh
Trima kasih
Matursuwun
Thank you