Friday, February 9, 2018

MENTAL DISORDER?
GANGGUAN JIWA? SUKA MUKUL/KASAR/NENDANG adalah SALAH SATU GEJALA GANGGUAN JIWA

Hellooo..., nice morniing...my friends, my lovely people in USA and all of the world... DO you know about mental disorder? Hehehe..please don't say the wrong thing about me...related to mental disorder... Yes, Alhamdulillah I am a doctor so I really know what the kind of person who really have a mental disorder in their life..? Not me? Of course not me... Hehehe please, don't say the badness about me.. But I am so sorry please...translate it for getting the knowledge related to mental disorder... Thank you very much for your kindness and your understanding for reading this... This topic is very important for you and your life..., and your family or people around you.. InsyaAllah. Aamiin YRA

Mungkin kalian, maaf ..yang bukan dokter  atau dokter pun tidak paham ya? yang dokter pun juga banyak yang LUPA atau PURA2 LUPA bahwa salah satu gejala gangguan jiwa atau adanya gangguan kepribadian  adalah suka ngamuk ( bukan cuma marah/jengkel), ini ngamuk...., bedanya dengan marah...adalah ....marah suatu bentuk emosi, bila ngamuk maka sudah mengarah pada merusak benda2 di sekitar kita bisa saja menendang orang2 di sekitar sebagai sasaran kemarahan yang membabi buta, atau memukul atau bahkan memecah atau merusak barang2 atau membanting barang2 di sekitar orang yang diamuk. Bahkan bisa juga mengambil pisau dan mengancam dengan benda2 tajam untuk membuat orang yang dihadapannya menjadi takut. PSIKOPAT, we call it...

Saat ini sebenarnya banyak sekali gejala2 demikian di masyarakat atau bahkan sangat mungkin keluarga kita. Namun orang banyak yang menutup mata dan pura2 cuek tidak tahu atau memang tidak mau tahu. Beberapa dokter dan dosen juga mengidap ini. Walau dokter tapi mereka manusia juga kan? Gangguan kepribadian ini terjadi bila stres, jengkel, marah atau ada perbedaan pendapat maka si pengidap tidak mau tahu ada perbedaan pendapat, sehingga marah dan ngamuk dengan tujuan orang di sekitar dia menjadi takut dan menuruti perintahnya. Hal demikian dapat terjadi terkait keturunan dan kemiskinan masa lalu. Dokter/dosen yang dulunya miskin juga banyak kan? 

Namun, kadang2 orang di sekitarnya membiarkan hal tersebut dengan dalih mencari aman. Kalau saat ini ada istilah KDRT/kekerasan dalam rumah tangga. Sebenarnya itu istilah saja. Yang sebenarnya penindak kekerasan dalam rumah tangga adalah orang yang memiliki gangguan kepribadian sejak kecil, yang biasanya dipicu masalah sosial ekonomi masa lalu. Kemiskinan, banyak anak, orang tua yang sibuk mencari uang namun tetap tidak memiliki uang akibat sulitnya mencari uang dan kebutuhan hidup yang sulit teratasi.

Seharusnya pelaku KDRT tidak cuma dilaporkan ke polisi namun pihak kepolisian juga perlu menjalin hubungan dengan pihak RSJ/Rumah Sakit Jiwa bahwa pelaku kekerasan dalam rumah tangga merupakan pihak yang harus diterapi baik dari psikiater maupun psikolog. Bahkan, pelaku KDRT merupakan orang yang harus diterapi menggunakan obat2an (psikiater) dan curhat2 nasehat psikis/edukasi dari psikolog. 

Namun, sayangnya banyak dokter/dosen yang saat ini tidak paham gejala umum di masyarakat ini. Mereka tidak paham/pura2 lupa bahwa pelaku KDRT/TUKANG NGAMUK/PELAKU KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA perlu diterapi jiwanya.

Saya masih ingat bahwa saat saya menjalani ko-as (periode telah lulus sebagai Sarjana Kedokteran sekitar 4 tahun (dulu titelnya disebut  dra.Med atau drs. Med, kini S.Ked) tapi sedang mengambil studi profesi dokter umum/baru menyelesaikan program studi dokter umum/belum lulus dokter umum sekitar 2 tahun) sering menerima pasien yang ngamuk2 di UGD Rumah Sakit Jiwa.

Nah, pertanyaannya mengapa sekarang pelaku KDRT kok tidak diurus oleh RSJ padahal pelaku KDRT adalah perilaku yang suka ngamuk2 contoh : berbeda pendapat lalu ngamuk.., ngambil rokok nyala dilempar atau berusaha disulutkan di badan, membanting gelas atau bahkan menggigit atau nyetir ugal2an sambil ngamuk...Intinya tidak bisa bersikap santai bila berbeda pendapat tapi justru kasar atau ngamuk. Nah, ini merupakan bentuk gejala awal gangguan kepribadian agar kasus KDRT di Indonesia dapat ditekan. Tidak hanya bekerjasama dengan pihak kepolisian, bahkan perlu bekerjasama dengan pihak RSJ/Rumah Sakit Jiwa. Catatan kepolisian pelaku KDRT seharusnya perlu dicari kemudian dilaporkan dan lalu dibawa ke RSJ untuk mendapat terapi psikiater. 

Saat ini banyak fitnah dan kebohongan di masyarakat sehingga dengan mudahnya mengatakan gila seseorang tanpa menelusuri kasus tersebut contohnya yang saya alami di tempat kerja saya dan studi saya. Hal tersebut dikarenakan ingin mematikan kredibilitas saya sebagai dosen yang aktif dan produktif.  Mana mungkin saya gila? gila kok malah difitnah? Gila kok dijelek2an? Gila kok dilecehkan baik secara sexual maupun makalah2 saya? Itu artinya saya baik, dan makalah saya lumayan okey kan..., makanya dilecehkan...
Bila saya dianggap gila kok tidak ngamuk, mukul, nendang atau ngrusak barang atau mecahin barang bahkan ngrusak tasbih atau memecah meja atau menjatuhkan lemari seperti para pelaku KDRT itu? Bahkan tidak mencoba membunuh atau mengancam dengan benda tajam seperti para pelaku KDRT itu? Berarti itu fitnah saja kan...

Nah, kenapa banyak orang/dosen/dokter atau profesi lain pelaku KDRT tetapi tidak dibawa ke UGD RSJ/Rumah Sakit Jiwa atau dilaporkan ke polisi? Justru yang waras yang makin terzalimi  seperti saya yang disebut gila? Mengapa? karena yang tidak waras/gila cuma bisa ngamuk namun tidak membahayakan dunia kerja senior atau sekitar lagipula tidak terlalu tampak rajin, tidak nampak kritis, tidak nampak pandai..., tampak biasa saja..., tidak terlalu produktif...sehingga tidak membahayakan kompetisi di dunia kerja senior.
Sebaliknya dengan saya.., saya adalah orang waras yang bisa apa2 dan bahkan dianggap terlalu produktif....atau kritis? makanya lebih baik difitnah gila untuk meniadakan produktifitas saya....atau keberadaan saya..

Ya mungkin dosen produktif yang seperti saya dianggep aneh tapi nyata  dan sangat langka.dan dianggep...membahayakan dunia kerja mereka para senior yang tua - tuaa..
Hmmm...sekarangpun saya sudah kurang produktif seperti dulu...., 
Bagaimana semua problema ini tidak mengganggu saya? bejibun masalah saya hadapi....

Tapi saya bersyukur saya jadi tahu ternyata mereka nganggep saya aneh karena IQ saya ternyata Alhamdulillah total 130, bahkan item tertentu 150. Kalau tidak ada kasus2 ini, mana mungkin saya sadar saya ber IQ sekian. Saya mendapat IQ sekian saat saya berumur sekitar 12-13 tahun kelas 1 SMP. SMP saya SMP PL Domenico Savio, Semarang. Sekolah saya tersebut sangat ketat dalam penyelenggaraan pendidikan dan termasuk sekolah swasta favorit di Semarang hingga saat ini, kalau nggak salah masih rangking 1 di Semarang sampai saat ini. ALhamdulillah yaa... Saat test IQ saya masih kelas 1 SMP sehingga tidak satupun teman saya kenal, atau kalaupun kenal, belum kenal dengan baik. Jadi untuk mencotek? waaa....InsyaAllah tidak mungkin. Saya bersyukur sekali pernah sekolah di sana, walaupun berpendidikan Katholik namun Alhamdulillah berkat SMP saya tersebut walaupun saat ini saya didera banyak masalah menghadapi dosen2 senior saya yang profesor, saya Alhamdulillah masih bisa bertahan dalam kebahagiaan yang sangat getir. Mungkin karena masa lalu saya pernah studi di sekolah saya tersebut yang termasuk sangat disiplin, sangat ketat. Jadi hal2 kurang nyaman yang saya rasakan, tidak mengagetkan saya lagi. Apalagi kedisiplinan sebenarnya sudah biasa bagi saya. Saya justru stres bila tidak disiplin dan ketat seperti saat kerja sekarang ini atau studi yang lamban dalam banyak hal dimana ketidakjelasan atau ketidakpastian dalam melangkah sudah dianggap/merupakan problema biasa.

Waktu banyak terbuang ...karena cuek dan diam saja dan tidak mau tahu dengan masalah2 keburukan di depan mata..., diberitahu juga cuek...

Padahal saat ceramah kotbah Jumat di masjid beberapa waktu yang lalu, saya mendengar salah satu pengkotbah berkata bahwa : " SAAT INI bukan BANYAK ORANG BURUK, tapi BANYAK ORANG BAIK yang DIAM MELIHAT HAL BURUK." 
Artinya banyak orang baik yang diam saja melihat keburukan di depan mata, karena ingin mencari aman dan selamat." Contohnya apa yang saya alami. Kalau saya mendiamkan ketika saya dilecehkan oleh para profesor di tempat saya baik dilecehkan sexual atau dilecehkan makalah saya, pasti saya tidak bakal tertimpa banyak masalah. Tapi saya tidak mau diam saja, karena saya jengah/nek/BORING banget gituuu...ya.. mendengar desas desus si profesor ini minta cium si X bila si X ingin lulus S3. Si profesor Y minta ketemuan malem2 hari untuk bimbingan makalah S3. Si profesor saya ngrangkul2 saya kemudian ngelus2 kulit bahu saya ketika jilbab saya tidak sengaja tersibak. Ada gosip lagi, kakak kelas saya dibilang bisa lulus cepat S3 karena dicium profesornya. Kemudian kakak kelas ditegur oleh salah satu profesor karena melaporkan profesor yang minta cium.
Nah..., sering dengar hal2 begini bikin saya jengkel banget! Makanya ketika saya mengalami SENDIRI hal tersebut, yaa saya ingin MEMOTONG MATA RANTAI KEBURUKAN dan KEBERINGASAN oknum profesor yang TIDAK PROFESIONAL. Jelas, profesor yang profesional masih banyak kaaannn? Itu HANYA OKNUM2 profesor yang maaf kurang beradab tapi dibiarkan!

Saya tidak menyesal dengan kondisi yang saya alami sekarang ini walau pahit karena NIAT saya cuma 1 yaitu MENYADARKAN KEBURUKAN agar TIDAK BERLARUT2! Masak dunia pendidikan diisi kayak begituan! Pantes aja banyak hal2 yang aneh terjadi.

Jadi walau pahit, saya tidak nyesal karena InsyaAllah ...saya sudah berusaha berjihad di jalan Allah.., saya sudah berusaha melawan keburukan...

dan...., Alhamdulillah walau saya terpuruk di negeri sendiri, saat ini saya banyak punya teman2 luar negeri yang eksis mendukung saya dengan berbagai potensi mereka. Setiap hari, hampir 99% atau 100% email saya berasal dari kawan2/rekan2 kerja luar negeri..., mungkin memang Allah paham bahwa ini yang terbaik buat saya. 

Setiap manusia punya kebaikan dan keburukan, jadi segala potensi baik buruk mereka biarlah urusan Allah, InsyaAllah yang penting mereka eksis bikin saya merasa dihargai dan mereka selalu ada/AVAILABLE buat saya. Sebagian mereka mungkin tidak moslem, tapi biarlah buat saya kebaikan seseorang tidak ditentukan oleh agama. Kebaikan ditentukan oleh pribadi masing2. Banyak moslem tapi tetap KDRT. Banyak moslem tapi tidak berlaku sesuai ketentuan ALqur'an dan hadits, korupsi di sana sini. Menjatuhkan teman, rekan atau yunior. Sedih sekali bila melihat hal ini. Saya merasa malu, pelecehan sexual dan makalah juga banyak pelecehan2 dilakukan oleh kaum moslem. Astaghfirullah. Makanya saya berkawan dengan siapa saja. I LOVE YOUU AL...my friends, colleagues..., seniors..., profesors...from abroad...without you..., I am nothing..., please apologize for my mistakes....Thanks Allah, Thanks God, for giving them in my life...




Ternyata kebaikan seseorang tidak ditentukan oleh agama.

Jadi semua kasus yang saya alami, menjadi cukup manis buat saya bila mengingat semua yang Allah beri buat saya. Ya saya memang sadar, saya juga terkadang tolol banget, sudah baca ber IQ sekian sejak dulu tapi kenapa tidak pernah ngeh atau sadar? Tentu saya bisa berpotensi lebih banyak lagi..., tidak seperti saat ini...karena saya terguling2 di sini..., di markas ini..., markas yang saya pikir bisa memberi kebaikan buat saya..., ternyata hanya neraka dan penjara...Untung dan Alhamdulillah, Allah kirim teman2 dari luar negeri sehingga semua kasus yang saya alami menjadi berkah buat saya...
Semoga InsyaAllah banyak keberkahan2 lain yang saya terima setelah semua kasus ini berlalu..., aamiin YRA

*Be yourself *Be a positive thinking person*Love people = Love yourself*

Bismillah, Ramadan Kareem 2024, Hope Barokallohu. Aamiin YRA

Dokter Rosa Lelyana MSi Med SKed PhD Nutrition and Medicine Lecturer from Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro/Undip Semarang, Jawa T...