There are my hobbies, too,
No depression for studying. I love to study hard and much, more and more. Learning by doing, I love it very much.
Alhamdulillah
Selama ini saya tidak pernah sulit atau merasa kesulitan dengan apa yang saya pelajari, kecuali bila dipersulit...hehe mungkin sekarang ya/akhir2 tahun belakangan ini,,,dan tidak di masa lalu...
Saya bukan suudon, namun dari balik kata2 seseorang yang terucap saya dapat menyimpulkan apakah anda seorang yang benar-benar baik hati atau cuma kata orang baik hati karena belum tahu anda yang sebenarnya bagaimana terutama bila bertemu dengan orang sejenis saya ini.., hehehe...
Rajin ya sayaa?
hehehe terlalu rajin yaa...?
Pusing ya liat saya, kok bisa2nya sendirian tapi nulisssssssssssssss teruuusss...
Apa nggak ada kerjaan lain selain itu...
Walaah...ya banyak lah...yang kukerjakan....
Namanya hobi ya bisa aja..., ada waktu banyak lakukan! ada waktu sempit, ya dikit-dikit tetap lakukan!
Sejak di Taman Kanak2 (not play group) saya tidak pernah merasa kesulitan dengan apa yang disampaikan oleh guru saya, ya mungkin ada lah...beberapa yang sulit,,,
Saya tidak pernah memaknai dan mengait-ngaitkan dengan IQ
Karena sejak dulu saya tidak pernah memandang penting IQ (ingat kan bahwa saya tahu IQ saya 130 itu baru 3 tahun an yll, padahal hasil test IQ nya sudah sejak kelas 1 SMP...)
Saya merasa kemudahan dalam mempelajari sesuatu itu terkait dengan runitinitas belajar dan kerajinan dalam mengerjakan sesuatu
Tidak perlu yang maksimal atau lebay... yang penting rutin baik atau cukup rutin..
Bila kamu tidak pernah bolos
Bila kamu tidak pernah absen kecuali disebabkan sakit
Bila kamu tidak pernah ijin hanya untuk jalan-jalan yang tidak penting
Maka bisa dipastikan kamu akan lancar dan mendapat nilai di atas rata-rata kelas, itu InsyaAllah sudah pasti.
Selain itu, kamu harus pahami diri kamu sendiri.
Seperti apa hal-hal yang kamu sukai dan seperti apa hal-hal yang tidak kamu sukai.
Apa yang harus kamu lakukan bila kamu menemui kendala ini dan itu. Kamu harus berusaha pahami, minimal untuk diri kamu sendiri.
Hal penting lain kamu harus rajin mengerjakan PR/Home work. Biasakan mengerjakan PR di awal waktu. Pulang sekolah lalu refreshing sebentar kemudian tidur siang/sore dilanjutkan mengerjakan PR dari gurumu. Jangan ditunda untuk mengerjakan PR. Saya paling suka mengerjakan PR/home work. I really love to do my homework. Tidak pernah merasa bosan untuk mengerjakan PR. Bagi saya, bila mampu melakukan tugas yang diwajibkan guru untuk dikerjakan, itu merupakan suatu kepuasan tersendiri yang tiada taranya. Kalau kamu terbiasa untuk mengerjakan PR sendiri dan tidak suka mencontek atau justru yang dicontek, maka hal ini akan membangun rasa percaya diri kamu. Ketika berangkat sekolah, kamu akan merasa puas berjalan menuju/masuk sekolah tanpa rasa takut/was-was karena telah membawa bekal yaitu berupa tugas yang terselesaikan dan bekal kepercayaan diri.
Memang mungkin banyak yang menyepelekan arti homework yaa..., bahkan semenjak waktu sekolah kelas 1 SD sampai perkuliahan, saya sering melihat teman2 hobi mengerjakan tugas PR di sekolah saat pagi hari. Hal ini merupakan salah satu hal yang tidak saya sukai dari seorang teman. Maaf, saya memang kurang suka berteman dengan anak-anak yang hobi mengerjakan PR di sekolah. Tapi ya tidak anti berteman, cuma kurang suka saja. Lain halnya bila kita telah berusaha mengerjakan tugas, lalu ada yang tidak mampu kita kerjakan, saya kira itu tidak lah banyak dan tidak bakal jadi kebiasaan karena kebiasaan buruk adalah bila kita menunda PR/homework padahal kita tahu bahwa PR tersebut mudah/sangat mudah dikerjakan bagi kita.
Kebiasaan tidak suka mengerjakan PR merupakan wujud bekal kesuksesan juga di masa depan. Masa depan tidak selalu happy dalam arti akan banyak kendala yang kita hadapi. Naah, bila cuma mengerjakan PR saja malas, maka bagaimana kita bisa mematahkan kendala.
Saya biasa aja, tidak tampak heboh atau menonjol.., walau tampaknya rajin dan hobi belajar/suka baca, tapi saya tidak tampang serius dan kutu buku seperti teman2 saya yang menurut saya lebih pintar dan serius serta jarang senyum...
Saya punya banyak teman dari golongan pinter sampai golongan "sedikit" nakal bahkan di SMA saya punya little gank, ya itupun karena diajak. Saya juga bukan orang yang suka menawar2kan diri saya untuk bergabung dalam sesuatu hal tanpa pertimbangan. Semua orang mudah dan bisa berteman dengan saya, karena saya orangnya tidak suka serius/suka ketawa, suka variasi berkawan. Jadi saya punya teman karena saya juga tidak suka merendahkan orang lain, karena bagi saya orang yang suka merendahkan orang lain sebenarnya orang yang merendahkan dirinya sendiri karena dia merasa dirinya lebih rendah potensinya dibanding saya.
Saya suka berteman dengan siapa saja, walau jujur saya kurang suka dengan anak2 yang malas mengerjakan PR/tugas serta yang suka tidur di kelas. Karena semua itu merupakan marker bahwa orang tersebut masuk dalam golongan si pemalas dan memiliki kecenderungan buruk di masa depan.
Saya tahu perbedaan antara orang2 yang benar2 pinter dan hanya ngegombal atau tong kosong berbunyi nyaring. Sejak kecil, saya suka ngamati saat orang bicara sehingga saya InsyaAllah lumayan paham golongan seperti apa ini manusia.
Pertama, golongan manusia sombong tapi rada pinter.
Kedua, golongan manusia yang kurang pinter tetapi sombong sehingga tampak sangat pinter, ini biasanya lalu orang banyak ngasih aplaus karena tidak tampak dirinya yang sebenarnya atau yang sering dianggap sebagai orang bejo. Padahal cuma OOD. Apa itu OOD? Omong- Omong Doang atau pinternya cuma di kata-kata. Jadi hati2 karena golongan pembual.
Ketiga, golongan manusia yang tidak sombong namun apa adanya dan biasa saja tapi setelah digali lebih dalam akan tampak aslinya. Asli nggak mudheng apa-apa...., hahahah...ya itu saya...
Saya tahu banyak orang di my country yang meng underestimate saya sekarang ini karena sebenarnya mereka takjub dengan karya saya, hanya tidak/kurang/sulit mengakui karena iri hati. Ya mungkin berbagai alasan mendasari hal ini. Bisa karena mereka kurang mengenal saya, walau teman lama saya, namun kurang dekat atau berteman biasa. Bisa juga karena kenal baik, tapi iri, sehingga menjatuhkan dan tidak ingin saya dikenal lebih baik potensinya dibanding dirinya sendiri. Memang kesannya ada suudon. Tapi dengan mengenali dan berusaha memahami lingkungan sekitarmu maka kamu akan paham orang lain dan tidak kecewa bahkan kamu bisa marah kepada mereka..bila perlu, agar mereka tidak semena-mena kepada dirimu dan menghancurkan keberadaanmu bahkan akhirnya mereka pasrah dan mengakui keberadaan dirimu.
Olehkarena itu, pupuklah kebiasaan baik sejak kecil. Bila sudah dewasa, sebenarnya sulit ya untuk memulai. Karena sepengetahuan saya, memotong mata rantai keburukan itu sangat-sangat dan very very difficult thing and so complicated!!!! Itu sudah mendarah daging. Jujur, saya pun suka ngikut kebiasaan buruk tersebut, sekarang ini. Ya karena kita hidup dalam lingkaran syaithon yang sangat-sangat sulit membangkitkan hal baik dan meniadakan keburukan mereka.
Salah satu teman saya yang dari India pernah memberikan quote positif bagi saya yang intinya kira2 pertimbangkanlah dalam memilih kawan2 atau keluarga karena kadang mereka bisa menjadi penghambat kesuksesan diri kita. Olehkarena itu, saya kadang juga menyukai sendiri karena memilih teman yang sama-sama positif itu sangat-sangat sulit! Bahkan, terkadang bukannya kita dapat manfaat/energi positif tapi justru dapat energi negatif sehingga akhirnya kita tidak berdaya.
Saya bisa juga merasakan mana orang berenergi postif dan negatif.
Saya bagi tipsnya ya? Gini, kalau kamu ngliat orang itu semangat dan sangat menyenangkan, insyaAllah itu orang yang berenergi postif dan bisa kamu jadikan pembimbingmu di masa studi atau masa depan. Kalau kamu krasa letoy setelah deketan /saat deketan, maka kemungkinan tidak cocok untuk kamu pilih. Jangan hanya lihat baik. Baik itu yang seperti apa? Naah, ini butuh pengalaman. Saya juga beberapa kali keperosok juga dalam hal ini. Namun, insyaAllah kini lebih hati-hati.Bismillah deh.
Jadi, BERUSAHA dan BERDOA serta back to nature or reminding your good value in the past time is the best teacher for maintaining your good habit/tradition. Ok good luck!
by Rosa Lelyana